TINJAU : Wakil Bupati Lombok Timur, bersama Bappenas dan BRAC, melakukan peninjauan peternakan kambing warga Puncak Jeringo.


LOMBOK TIMUR I gadalombok.co - Kesuksesan Pemerintah Lombok Timur menurunkan angka kemiskinan, membuat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menjadikan Lombok Timur sebagai pilot project program pengentasan angka kemiskinan ekstrem. Bappenas RI bersama Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional, melakukan kunjungan ke Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela Lombok Timur, (22/10/2025)

Kunjungan Tim Bappenas bersama BRAC, untuk melihat langsung implementasi pendekatan graduasi, dalam penanggulangan kemiskinan di lokasi Puncak Jeringo. Tim ingin mempelajari secara detail kelebihan, kekurangan, dan kendala di lapangan, khususnya terkait isu utama akurasi data masyarakat miskin. Tim BRAC, bertekad memastikan bahwa semua bantuan yang disalurkan, benar-benar mencapai masyarakat yang berhak.

Program ini, menerapkan model pendampingan detail dan berkelanjutan, berfokus pada pendekatan komunitas dan individu. Keunikannya terletak pada durasi pendampingan yang intensif, dilakukan minggu per minggu, dan bulan per bulan, bukan hanya tahunan.

Wakil Bupati Lombok Timur, H Moh. Edwin Hadiwijaya, menyambut baik Daerah ini sebagai pilot Project pengentasan kemiskinan ekstrem. Program penanggulangan kemiskinan saat ini, difokuskan secara intensif di kawasan transmigrasi, termasuk di Puncak Jeringo, Suela, Perigi, Mekarsari, dan Desa Selaparang. 

Wabup Edwin menekankan, perencanaan yang baik yang didasarkan pada data pokok yang betul-betul akurat, adalah kunci keberhasilan program tersebut.

"Sebagai kabupaten dengan penduduk terbesar di NTB, wajar saja Provinsi melirik Daerah kita kalau ingin NTB secara keseluruhan baik-baik saja. Karena itu, semua kebijakan harus dimulai dari perencanaan yang baik,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wabup mendorong para ibu penerima manfaat, untuk berbagi pengalaman secara terbuka. 

"Rombongan BRAC dan teman-teman dari Bappenas datang ke sini untuk belajar dari ibu-ibu sekalian. Apa yang ada di benak ibu-ibu, keluarkan saja, ceritakan, karena itu akan menjadi hal yang bagus dan menjadi contoh bagi daerah lain,” pintanya.

Ia mengungkapkan, Keberhasilan awal model pendampingan intensif, yang diterapkan Islamic Relief di Lombok Timur, akan diadopsi tim BRAC dalam proyek “Desa Berdaya”, yang merupakan proyek unggulan Pemprov NTB.

"Mudahan pilot project ini sukses, sehingga model kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan NGO ini, dapat diaplikasikan lebih luas. Tujuannya, untuk terus menyisir 15.000 Kepala Keluarga miskin lainnya di Lombok Timur, dan membawa mereka keluar dari kemiskinan ekstrem,"lugasnya.

Sementara itu, Perwakilan BRAC, PD Antono, menjelaskan, program ini mengadopsi pendekatan graduasi ketat selama tiga tahun, mencakup lima komponen kunci. Diantaranya, ketahanan pangan, kemandirian ekonomi produktif, inklusi keuangan, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan lingkungan

"Bantuan yang diberikan pada penerima manfaat, tidak hanya berbentuk modal usaha, tetapi juga mencakup bantuan awal, pendampingan teknis, dan manajemen keuangan,"pungkasnya.

Pada kesempatan itu, tim berdiskusi langsung dengan masyarakat penerima program. Mereka juga melakukan peninjauan ke tempat penerima manfaat usaha dagang, serta para penerima manfaat usaha peternakan sapi dan kambing. (gl)